in

5 Fakta Ginting Kalahkan Pebulutangkis Nomor 1 Dunia di All England 2024

Anthony Sinisuka Ginting (PBSI)

Anthony Sinisuka Ginting merupakan salah satu pebulutangkis Indonesia yang menjadi sorotan dalam kejuaraan All England 2024. Meski tidak berhasil merebut gelar juara dari Jonatan Christie, prestasi Ginting dalam kejuaraan tersebut dianggap menjadi pencapaian yang tak terlupakan.

Pasalnya, sebelum melaju ke babak final, Ginting telah berhasil menyingkirkan pemain nomor satu dunia, yaitu Viktor Axelsen. Axelsen sendiri merupakan pebulutangkis asal Denmark yang telah lama menempati urutan pertama dalam peringkat Badminton World Federation (BWF).

Tak hanya itu, Axelsen juga merupakan lawan yang paling ditakuti oleh para pebulutangkis. Oleh karena itu, kemenangan Ginting telah membuktikan bahwa dirinya telah mampu menaklukan pemain terbaik dunia. Berikut lima fakta Ginting kalahkan Viktor Axelsen dalam laga All England 2024:

Anthony Ginting kalah di gim pertama

Anthony Ginting menghadapi kesulitan di awal pertandingan saat Axelsen memenangkan gim pertama dengan skor 21-8. Namun, Ginting berhasil bangkit di game kedua dan ketiga, meraih kemenangan dengan skor 21-18 dan 21-19 secara berurutan.

Memasuki gim kedua, Ginting memulai pertandingan dengan lebih bersabar. Dia berhasil memimpin 11-7 atas Axelsen saat jeda. Meskipun skor sempat seimbang di angka 15-15 dan 17-17, pebulutangkis berusia 27 tahun ini berhasil memenangkan gim kedua dengan skor 21-18.

Pada gim penentuan, pertarungan semakin memanas. Anthony Sinisuka Ginting sempat tertinggal 8-11 dari Axelsen, sebelum akhirnya menyamakan skor menjadi 12-12.

Setelah itu, Ginting berhasil memimpin hingga 18-12. Namun, beberapa kesalahan yang dilakukannya membuat Axelsen berhasil menyamakan skor menjadi 18-1.

Meski begitu, smash backhand yang dilancarkan Ginting akhirnya berhasil menaklukan Axelsen. Duel selesai dengan skor 21-19 dan Ginting keluar sebagai pemenang.

Bermain dengan sabar

Ginting mengungkapkan kebahagiaannya atas keberhasilan mengatasi permainan yang kuat dari Viktor Axelsen, yang merupakan unggulan teratas. Pebulu tangkis berusia 27 tahun tersebut menegaskan bahwa kesabaran menjadi kunci utama kesuksesannya dalam mengalahkan Axelsen.

“Meskipun sempat tertinggal, sempat unggul tapi kembali disamakan, lawan juga punya kualitas yang luar biasa jadi kejar-kejaran sampai akhir,” kata Ginting.

Diduga melakukan pelanggaran

Selain atmosfer pertandingan yang sengit, pertarungan antara Axelsen dan Ginting juga menjadi sorotan karena insiden protes. Kejadian itu terjadi di akhir gim ketiga saat Axelsen mengklaim bahwa Ginting melakukan pelanggaran dengan menyentuh net menggunakan raketnya.

Meskipun demikian, wasit memutuskan bahwa pukulan yang dilakukan oleh Ginting tetap dianggap sah. Dalam rekaman ulang, terlihat bahwa raket Ginting tidak menyentuh net dan kok juga telah lebih dulu masuk ke area permainan wakil Indonesia

Head to head Ginting dan Axelsen

Pertemuan antara Anthony Ginting dan Viktor Axelsen bukanlah hal baru dalam turnamen All England maupun kompetisi besar lainnya. Dalam lima pertemuan terakhir, Ginting memperoleh empat kekalahan dan satu kemenangan, termasuk dalam pertandingan kali ini.

Meskipun kemenangan ini memperbaiki catatan Ginting melawan Axelsen, perbandingannya masih jauh. Dari total 18 pertemuan, Ginting hanya meraih lima kemenangan, sementara Axelsen unggul dengan 13 kemenangan.

Ginting membuka peluang Indonesia masuk babak final

Kesuksesan Ginting mencapai babak semifinal All England merupakan kabar baik bagi bulu tangkis Indonesia. Bersama dengan Jonatan Christie, Indonesia memiliki dua wakil di babak semifinal.

Kedua pemain tersebut berhasil mengakhiri penantian Indonesia di nomor tunggal putra untuk mencapai babak final kejuaraan All England setelah lebih dari 20 tahun. Terakhir kali, Budi Santoso berhasil mencapai final pada tahun 2002.

Menciptakan sejarah baru usai mengalahkan Axelsen

Setelah berhasil menyingkirkan Viktor Axelsen, Ginting mencetak sejarah baru dengan membawa sektor tunggal putra ke babak final All England. Bagi Indonesia, ini merupakan prestasi yang telah lama tidak terulang. Terakhir kali tim bulu tangkis Indonesia memiliki dua pemain tunggal putra yang berhasil mencapai babak semifinal adalah 25 tahun yang lalu.

Pada All England Open 1999, Taufik Hidayat dan Budi Santoso mencatat prestasi tersebut setelah keduanya berhasil mengalahkan lawan-lawannya, yaitu Fung Permadi (saat itu membela Taiwan) dan Indra Wijaya.