in

Perhatikan 7 Tanda Ibu Hamil Tidak Dianjurkan Berpuasa

Ilustrasi Ibu Hamil (Pixabay)

Beberapa kondisi ibu hamil, mempengaruhi boleh atau tidaknya berpuasa selama bulan Ramadan. Meskipun sebagian ibu hamil mungkin tidak mengalami gangguan tertentu saat berpuasa, ada juga yang mengalami masalah kesehatan serius yang dapat mempengaruhi baik diri mereka maupun kesehatan anak yang dikandung. Oleh karena itu, disarankan agar ibu hamil tidak berpuasa jika mengalami kondisi serius tertentu. Berikut adalah 7 tanda ibu hamil sebaiknya tidak menjalankan ibadah puasa.

Mengalami dehidrasi

Ibu hamil harus memenuhi kebutuhan cairan tubuh selama berpuasa. Jaga agar tidak terjadi dehidrasi yang dapat berujung pada konsekuensi fatal. Dalam kasus yang parah, dehidrasi pada ibu hamil dapat menyebabkan masalah serius, termasuk kurangnya cairan ketuban yang dapat menghambat perkembangan janin.

Penurunan volume cairan ketuban ini juga meningkatkan risiko cacat lahir pada bayi karena kurangnya gizi yang diterima selama kehamilan. Karena itu, sebaiknya ibu hamil membatalkan puasa jika mengalami gejala dehidrasi seperti haus berlebihan, kelelahan, pusing, rasa ingin pingsan, sembelit, dan mual.

Sering merasakan sakit kepala

Salah satu tanda bahwa seorang ibu hamil sebaiknya tidak berpuasa adalah jika mengalami sakit kepala yang kuat dan berlangsung dalam waktu yang lama. Hal ini bisa menjadi gejala dari hipertensi atau bahkan preeklampsia. Sakit kepala terjadi karena tekanan darah yang tinggi mengganggu aliran darah ke otak.

Puasa tidak disarankan bagi ibu hamil yang mengalami kehamilan dengan risiko tinggi. Kondisi ini dapat membahayakan ibu dan janin yang dikandungnya. Meskipun mungkin ada izin dari dokter, penting untuk segera menghentikan puasa jika mengalami gejala lain seperti penglihatan kabur, mual, muntah, pembengkakan kaki, dan nyeri perut bagian bawah.

Terjadinya mimisan

Selama kehamilan, perubahan hormon mengakibatkan peningkatan volume darah dalam tubuh. Ini menyebabkan pembuluh darah di hidung melebar, meningkatkan risiko mimisan. Kebutuhan cairan yang tidak cukup selama berpuasa juga dapat meningkatkan risiko mimisan pada ibu hamil. Ini disebabkan karena air membantu menjaga kelembapan selaput lendir hidung. Pembuluh darah yang terhidrasi dengan baik akan lebih kuat untuk menanggung aliran darah yang meningkat dan cenderung tidak mudah pecah.

Mengalami penurunan berat badan

Ilustrasi (Unsplash)

Apabila ibu hamil mengalami penurunan berat badan selama kehamilan dapat menimbulkan risiko bagi kesehatan ibu dan bayi. Hal ini dapat menyebabkan kelelahan yang kronis bagi ibu hamil, memperpanjang waktu pemulihan pasca persalinan, dan meningkatkan risiko kekurangan nutrisi yang dapat membahayakan kesehatan.

Menurut Baby Centre, ibu hamil yang memilih untuk berpuasa sebaiknya memantau berat badan mereka secara teratur di rumah. Jika terdapat kekhawatiran akan penurunan berat badan yang signifikan atau mengalami kondisi yang buruk selama berpuasa, disarankan agar ibu hamil tersebut tidak melaksanakan puasa.

Mengalami nyeri perut seperti kontraksi

Kekurangan cairan selama berpuasa dapat mengakibatkan penurunan volume darah, yang pada gilirannya dapat mengurangi aliran darah ke rahim. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya nyeri perut dan kram yang serupa dengan kontraksi.

Menurut American Pregnancy Association, dehidrasi yang parah dapat memicu terjadinya kontraksi palsu, yang juga dikenal sebagai kontraksi Braxton Hicks. Kontraksi semacam ini biasanya terjadi pada trimester terakhir kehamilan, khususnya pada usia kehamilan 35–36 minggu.

Jika muncul kram dan nyeri perut yang menyerupai kontraksi ini, seringkali menjadi tanda bahwa ibu hamil harus membatalkan puasanya, terutama jika dikhawatirkan sebagai tanda kelahiran prematur.

Aktivitas pergerakan bayi berkurang

Apabila Anda berpuasa pada trimester kedua atau ketiga kehamilan, perhatikan jika terjadi penurunan aktivitas janin atau bayi tidak bergerak di dalam kandungan. Kurangnya gerakan bayi atau perubahan dalam aktivitasnya bisa menjadi indikasi gangguan pada janin.

Jika terjadi penurunan jumlah tendangan dan gerakan bayi selama berpuasa, disarankan bagi ibu hamil untuk membatalkan puasanya. Perhatikan juga respons janin, apakah ia kembali aktif bergerak dan menendang setelah Anda membatalkan puasa. Jika tidak ada perubahan yang signifikan, segera konsultasikan dengan dokter.

Sering merasa lemas berlebihan

Ibu hamil. Foto: Freepik
Ibu hamil. Foto: Freepik

Sering merasa lemas adalah masalah umum yang sering dialami oleh wanita hamil. Namun, tidak semua kelelahan dapat dianggap sebagai hal yang biasa. Disarankan agar ibu hamil yang merasakan pusing, pingsan, lemah, bingung, atau kelelahan yang berlebihan, bahkan setelah beristirahat, segera membatalkan puasanya. Langsunglah berbuka puasa dengan minuman manis dan camilan asin, atau minuman rehidrasi, lalu hubungi dokter atau bidan.

Melansir dari What to Expect, ibu hamil yang mengalami kelemahan ekstrem disarankan untuk fokus pada makanan yang kaya nutrisi. Mengonsumsi makanan dalam enam kali porsi kecil daripada tiga kali makan besar sehari dapat membantu menjaga stabilitas gula darah dan energi.

Dengan memahami beberapa tanda yang telah dijelaskan sebelumnya, Anda dapat lebih menyadari kondisi apa yang tidak dianjurkan untuk berpuasa. Namun, pastikan untuk selalu berkonsultasi dengan dokter kandungan untuk mengetahui apakah berpuasa aman bagi Anda atau tidak.