in

Amankah Jika Pasien Kanker Menjalani Ibadah Puasa?

Ilustrasi Pasien Kanker (Freepik)

Ibadah puasa wajib dilakukan untuk semua umat Muslim. Namun, bagi beberapa orang yang memiliki kondisi kesehatan serius harus memastikan terlebih dahulu dirinya apakah bisa ikut menjalani puasa atau tidak, termasuk pasien kanker. Lalu, apakah aman jika pasien kanker ikut beribadah puasa? Jawabannya tergantung bagaimana kondisi pasien kanker tersebut.

Pasien kanker dengan kondisi stabil diperbolehkan puasa, tetapi ada beberapa pendekatan khusus yang harus diikuti. Berikut ini adalah penjelasan lebih lengkap mengenai pasien kanker dengan beberapa kondisi boleh menjalani puasa.

Apakah pasien kanker boleh berpuasa?

Ilustrasi Pasien Kanker (Freepik)

Keadaan pasien kanker bervariasi, mulai dari yang ringan hingga yang parah. Namun, belum ada panduan resmi yang digunakan untuk menentukan apakah pasien kanker boleh berpuasa atau tidak. Bagi pasien kanker, terutama yang kondisinya ringan atau sudah stabil, mereka sering ingin berpartisipasi dalam puasa Ramadan.

Namun demikian, tidak ada jawaban yang bersifat pasti untuk semua pasien kanker, dan setiap pasien adalah kasus yang unik yang memerlukan evaluasi medis khusus oleh ahli onkologi dan penyedia layanan kesehatan. Menurut Gulf News, ada beberapa faktor yang perlu dievaluasi oleh dokter untuk mengetahui apakah setiap pasien kanker dapat berpuasa atau tidak. Secara umum, jika pasien mengalami kesulitan dalam berpuasa, lebih baik untuk tidak melakukannya.

Beberapa kondisi pasien kanker yang harus diperhatikan ketika ingin berpuasa

Berdasarkan penelitian dalam Annals of Saudi Medicine pada tahun 2012, pasien kanker yang kondisinya baik dan stabil, serta mampu melakukan aktivitas fisik tanpa hambatan atau gangguan yang signifikan, mungkin bisa berpuasa. Namun, ada beberapa kondisi yang perlu diperhatikan bila pasien ingin melakukan puasa antara lain:

1. Pasien kanker yang sedang dalam perawatan

Ketika sedang dalam tahap perawatan, pasien kanker tidak dapat berpuasa karena penggunaan cairan infus yang diperlukan dalam persiapan kemoterapi yang menurut ajaran Islam dapat membatalkan puasa. Pasien-pasien ini mungkin dapat berpuasa setelah efek samping mereda beberapa hari setelah kemoterapi, yang sering kali disertai dengan mual.

Untuk membantu pasien berpuasa, jika mereka ingin melakukannya, dokter dapat disarankan untuk memberikan obat patch untuk mual yang dapat ditempel di kulit sebagai pengganti obat oral selama beberapa waktu. Pasien kanker yang menjalani pengobatan biologis atau hormonal secara subkutan atau intramuskular dapat berpuasa.

Jika pasien menggunakan obat dalam bentuk pil, mereka dapat berdiskusi dengan dokter apakah ada kemungkinan untuk menyesuaikan jadwal minum obat agar sesuai dengan waktu berbuka puasa atau sahur. Instruksi dari dokter harus diikuti dengan baik dalam hal ini.

2. Pasien kanker yang menjalani terapi radiasi

Terapi radiasi dapat dilakukan dalam periode singkat selama beberapa hari atau dalam periode intensif yang lebih panjang selama beberapa minggu. Pada terapi radiasi dalam periode singkat, berpuasa mungkin dapat dilakukan. Namun, pada terapi radiasi dalam periode intensif yang lebih panjang, berpuasa mungkin hanya dapat dilakukan pada awalnya, misalnya pada hari-hari pertama atau 1–2 minggu awal.

Namun, seiring berjalannya waktu, efek samping seperti peningkatan kekeringan, kelelahan, dan kelesuan dapat terjadi, dan berpuasa dapat memperburuk kondisi ini. Dalam situasi seperti ini, lebih baik untuk menghindari berpuasa untuk mencegah risiko yang mungkin timbul pada pasien.

3. Pasien kanker yang akan melakukan operasi

Pada kasus operasi kanker, khususnya operasi besar, tidak disarankan untuk berpuasa. Pasien kanker memerlukan obat-obatan intravena serta dukungan makanan dan nutrisi untuk pulih dari operasi dan mengatasi dampaknya.

Oleh karena itu, dalam situasi ini, penting untuk memprioritaskan pemenuhan kebutuhan pasien akan obat-obatan dan nutrisi yang dibutuhkan untuk pemulihan yang optimal, dan berpuasa dapat mengganggu proses ini.

Manfaat puasa bagi pasien kanker

Ilustrasi Pasien Kanker (Freepik)

Terdapat sejumlah manfaat yang dapat diperoleh oleh pasien kanker. Menurut Kementerian Kesehatan RI, berdasarkan beberapa penelitian, puasa telah terbukti memiliki efek positif pada pasien kanker. Puasa dapat menginduksi perubahan genetik dan mengubah beberapa proses metabolisme dalam tubuh, termasuk perubahan pada insulin-like growth factor 1 (IGF-1) dan enzim lain yang dapat meningkatkan respons terhadap kemoterapi.

Selain itu, puasa dapat membantu mengurangi efek samping obat dan mengurangi resistensi terhadap obat. Ini juga berdampak pada pembaharuan sel punca dan meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Puasa juga dapat meningkatkan sensitivitas sel terhadap radioterapi, sehingga meningkatkan efektivitas pengobatan radioterapi.

Risiko puasa bagi pasien kanker

Dalam kondisi tertentu, puasa bisa berisiko bagi pasien kanker. Misalnya, pasien dengan potensi sindroma lisis tumor (suatu keadaan kelainan metabolik yang sering terjadi pada pasien kanker akibat sel-sel kanker hancur secara cepat, baik secara spontan ataupun karena pengobatan antikanker), merupakan suatu kondisi kegawatdaruratan, yang mana pasien harus diintruksikan untuk mengonsumsi cairan yang banyak.

Selain itu, puasa juga bisa berbahaya bagi pasien kanker yang menggunakan obat-obatan yang dapat menggangu ginjal ataupun obat-obatan yang mengakibatkan diare dan muntah, sehingga membuat pasien kanker rentan mengalami dehidrasi.Kondisi-kondisi seperti itu harus menjadi perhatian dokter dan pasien kanker yang ingin menjalani puasa.

Panduan puasa untuk pasien kanker

Ilustrasi Pasien Kanker (Freepik)

Untuk menghindari berbagai risiko yang mungkin terjadi, sebaiknya pasien kanker berkonsultasi dengan dokter yang merawat mereka dari jauh hari sebelum memulai puasa. Jika dinyatakan sehat, stabil, dan diperbolehkan berpuasa oleh dokter dengan syarat tertentu, berikut adalah panduan umum yang harus diperhatikan oleh pasien kanker.

1. Konsultasikan dengan dokter terlebih dahulu: Sebaiknya lakukan konsultasi medis jauh sebelum datangnya bulan puasa. Tindakan ini dapat membantu dokter untuk membuat pertimbangan yang lebih baik dan merencanakan puasa kamu dengan lebih matang.

2. Perbanyak konsumsi sayur dan buah: Kedua jenis makanan ini kaya akan vitamin dan mineral yang memiliki sifat antioksidan, yang dapat melawan radikal bebas penyebab penyakit.

3. Pilih makanan dengan indeks glikemik rendah: Contohnya termasuk nasi merah, roti gandum, atau sereal gandum. Jenis makanan ini membantu menghambat pertumbuhan kanker dan menjaga stabilitas tubuh.

4. Perbanyak minum air putih: Setidaknya konsumsi minimal delapan gelas per hari atau sesuai dengan kebutuhan individu. Sebagai aturan umum, dua gelas saat sahur, dua gelas saat berbuka, dan empat gelas di malam hari.

5. Istirahat cukup, setidaknya 6-8 jam per hari: Mendapatkan cukup tidur dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap sel-sel kanker. Pasien kanker disarankan untuk tidur lebih awal di malam hari dan juga mengambil waktu untuk beristirahat sebentar di siang hari.

6. Hindari memaksakan diri untuk puasa: Apabila kondisi kesehatan tidak memungkin untuk berpuasa seperti mengalami demam, kelemahan, atau mual, sebaiknya tidak memaksa diri untuk melanjutkan puasa pada hari tersebut. Setelah kondisi membaik, pertimbangkan untuk kembali berpuasa setelah berkonsultasi dengan dokter.

Dapat disimpulkan, pasien kanker dapat berpuasa jika dalam keadaan sehat, stabil, dan diperbolehkan oleh dokter yang merawat, walaupun mungkin memerlukan beberapa pertimbangan dan penyesuaian. Namun, yang terpenting adalah tetap patuh terhadap rencana pengobatan dari dokter dan menjaga gaya hidup yang sehat.