in

Asal Usul Julukan Neverkusen yang Melekat di Klub Jerman Bayer Leverkusen

neverkusen
Bayer Leverkusen Nyaris meraih trebel di musin 2001/2002. (Foto: X @bayer04_en)

Menyebut Bundesliga alias Liga Jerman, pada pikiran banyak penggemar sepak bola akan terngiang ke salah satu klub besar, Bayern Muenchen. Namun, ada beberapa klub Bundesliga lainnya yang juga begitu familiar di Bundesliga, yaitu Bayer Leverkusen.

Bukan atas prestasinya yang mentereng, Bayer Leverkusen justru dikenal penggemar sepak bola sebagai klub yang sering nyaris menjuarai sebuah kompetisi, baik di liga domestik maupun internasional. Alhasil, Bayern Leverkusen diberikan julukan satire, yakni Neverkusen.

Klub yang didirikan pada tahun 1904 ini tidak seperti klub besar seperti Bayern Muenchen yang kerap menjadi juara dan menghiasi lemari trofi klub. Pada kasus sebaliknya, Leverkusen dikaitkan dengan klub yang sering didera kegagalan, kekalahan atau hampir mendekati kesuksesan.

Sejatinya, Bayer Leverkusen adalah satu klub penting di kancah sepak bola Jerman. Namun lucunya pada saat yang sama, Leverkusen tampak seperti sebuah klub yang selalu nyaris menggapai kesuksesan.

Ada beberapa momen penting dalam sejarah klub ditorehkan mereka mampu bangkit dari keterpurukan, namun pada peristiwa penting justru gagal dengan cara yang tidak terduga. Oleh karena itu, julukan Neverkusen atau terkadang disebut pula Runner up Abadi melekat di klub ini.

Menilik sejarahnya. setahun sebelum resmi berdiri di tahun 1904, dua manager dari dua klub senam di Leverkusen mengajukan proposal dukungan finansial dan logistik ke perusahan farmasi, Bayer yang saat itu dikenal sebagai Friedrich Bayer & Co untuk mendirikan klub senam baru.

neverkusen
Bayer Leverkusen berdiri pada tahun 1904. (Foto: X @bayer04_en)

Proprosal itu pun diterima dan berdirilah Turn-und Spielverein der Farbenfabriken vorm Friedrich Bayer & Co. di Leverkusen. Klub senam tersebut dapat diartikan sebagai Klub Olahraga dan Senam Pabrik Pewarna Leverkusen Friedrich Bayer & Co.

Klub tersebut kemudian membentuk divisi sepak bola untuk menarik minat pemuda di Leverkusen yang tampaknya kurang tertarik dengan olahraga senam. Divisi sepak bola ini pun dibentuk dan diberi nama Tus 04 dan berdiri di tahun 1907.

Klub sepak bola itu mulai mengikuti kompetisi dari divisi amatir kemudian perlahan namun pasti menapaki jenjang yang lebih tinggi. Puncaknya, pada tahun 1968, klub tersebut mampu mendekati papan atas kompetisi sepak bola jerman saat itu dengan finis di posisi teratas Regionalliga Barat. Namun sayangnya, mereka terhenti di babak play-off untuk promosi.

Beberapa tahun kemudian, kesuksesan tampaknya bakal diraih klub yang telah memakai nama SV Bayer 04 Leverkusen. Tepatnya pada tahun 1979, Leverkusen berhasil promosi ke kompetisi tertinggi di Jerman, yaitu Bundesliga. Bahkan, pada musim 1987/1988, Leverkusen berhasil meraih gelar pertamanya di kompetisi Eropa dengan menjadi juara Piala UEFA setelah mengandaskan RCD Espanyol di babak final setelah sebelumnya mengalahkan klub top, seperti Feyenoord dan Barcelona.

Gelar berikutnya diraih Leverkusen di tahun 1993 ketika mengalahkan Herta BSC Amateure di babak final DFB Pokal. Berkat gol semata wayang striker legendaris kub, Ulf Kirsten, Leverkusen menuntaskan perlawanan Herta BSC Amateure.

Prestasi puncak sejatinya hampir diraih Leverkusen ketika bersaing ketat untuk meraih tropi juara Bundesliga di tahun 1997 dan 1999. Namun, semuanya buyar di pertandingan akhir kalah dari klub semenjana SpVgg Unterhaching sehingga harus merelakan gelar juara Bundesliga melayang ke pangkuan Bayern Muenchen.

Kondisi serupa juga terjadi di musim 2001/2002. Dihuni oleh pemain hebat seperti Ballack sendiri, Ze Roberto, Lucio, Nowotny, Schneider dan Dimitar Berbatov, Leverkusen memiliki peluang besar meraih treble winners. Klub ini memiliki kesempatan besar mengawinkan tiga gelar, yaitu DFB Pokal, Bundesliga dan Liga Champions UEFA karena memimpin di Bundesliga dan meraih partai puncak di dua kompetisi lainnya.

Namun, semuanya buyar satu persatu ketika di DFB Pokal, Leverkusen kalah 4-2 saat melawan Schalke 04. Kemudian di Bundesliga, Leverkusen gagal mencapai konsistensi dengan menelan dua kekalahan di tiga pertandingan terakhir sehingga poin mereka mampu disalip Borussia Dortmund.

Dua gelar penting telah hilang dari genggaman. Tinggal satu gelar lagi harapan mereka untuk diraih, yaitu Piala Liga Champions Eropa. Sekali lagi, Leverkusen harus menelan pil pahit dengan menderita kekalahan menyakitkan dari Real Madrid di babak final. Dimulai dari momen kehilangan tiga gelar yang nyaris digapainya itulah, Leverkusen harus rela mendapat julukan yang melekat hingga saat ini, yaitu Neverkusen.

neverkusen
Pelatih Xabi Alonso membawa harapan Leverkusen akan meraih gelar juara Bundesliga tahun ini. (Foto: X @bayer04_en)

Namun, kondisi berbeda tampaknya akan terjadi di musim 2023/2024 ini. Dengan selisih 10 poin dari peringkat kedua dan performa ciamik tanpa menelan satu kekalahan satupun hingga pekan ke-26, Leverkusen yang diasuh pelatih Xabi Alonso mencoba meruntuhkan julukan Neverkusen untuk meraih gelar juara Bundesliga untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.