in

Deretan Kontroversi yang Pernah Dialami Indonesia Sepanjang Sejarah All England

Gregoria Mariska Tunjung saat Berlaga di All England 2024 (PBSI)

Perjuangan Indonesia di All England tidak selalu berjalan mulus. Meskipun berhasil mencetak sejumlah pebulutangkis menjadi juara, tetapi Indonesia beberapa kali mengalami kontroversi yang tidak mengenakan. Kontroversi ini bahkan kerap merugikan skuad merah putih yang berlaga di turnamen bergengsi dan tertua itu.

Berikut beberapa kontroversi yang pernah dialami Indonesia selama berpartisipasi di All England:

Kontingen Indonesia dipulangkan

All England 2021 digelar di tengah pandemi Covid-19, namun semangat kontingen Indonesia tetap berkobar. Saat tiba di Inggris, para atlet Indonesia dikejutkan dengan larangan untuk bertanding dan harus menjalani isolasi.

Insiden ini dimulai ketika salah satu penumpang umum dalam pesawat yang ditumpangi oleh tim Indonesia menuju Inggris dinyatakan positif Covid-19.

Tim bulu tangkis Indonesia untuk All England 2021 (PBSI)

Akibatnya, tim Indonesia diminta untuk mundur dari ajang All England sesuai dengan regulasi pemerintah Inggris. Aturan tersebut menegaskan bahwa jika seseorang berada dalam satu pesawat dengan individu yang positif Covid-19, mereka diwajibkan menjalani isolasi selama 10 hari.

Padahal, BWF sebelumnya menunda pembukaan All England karena adanya tujuh kasus positif Covid-19 yang melibatkan kontingen dari negara lain. Namun, setelah melakukan tes ulang, ketujuh kasus tersebut ternyata memberikan hasil negatif.

Perlakuan yang berbeda ini menimbulkan protes keras dari Marcus Gideon. Ia menyoroti fakta bahwa tim bulu tangkis Indonesia langsung diminta untuk mundur tanpa menjalani tes ulang untuk memastikan bahwa mereka negatif Covid-19.

Kritik terhadap netralitas hakim garis

Dalam pertandingan ganda putra antara Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan melawan Ben Lane/Sean Vendy, pasangan Indonesia berhasil meraih kemenangan meski harus melalui pertarungan sengit hingga rubber game.

Kesulitan yang dihadapi Ahsan dan Hendra untuk meraih kemenangan tidak lepas dari ketidaknetralan salah satu hakim garis yang berasal dari Inggris. Hal ini menimbulkan kritik karena seharusnya wasit dan hakim garis dalam sebuah pertandingan berasal dari negara yang netral.

Pindah lapangan saat pertandingan berlangsung

Pada All England 2022, pertandingan ganda putra antara Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dari Indonesia dan pasangan Prancis Lucas Corvee/Ronan Labar mengalami insiden di Utilitas Arena, Birmingham karena atap bocor.

Kejadian tersebut terjadi di lapangan empat saat pertandingan berada pada gim kedua dengan skor 2-2. Karena air yang bocor dan memengaruhi permukaan lapangan, penyelenggara memutuskan untuk memindahkan pertandingan ke lapangan tiga.

Meskipun mengalami insiden tersebut, The Minions mampu menjaga kendali dalam pertandingan. Sebagai pasangan ganda putra nomor satu dunia pada saat itu, mereka berhasil memenangkan pertandingan dengan dua gim langsung, dengan skor 21-12, 21-18.

Gregoria Mariska disorot lampu flash saat bertanding

Pada All England 2024, perhatian tertuju pada atlet tunggal putri andalan Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung. Dalam pertandingan melawan Akane Yamaguchi dari Jepang, Gregoria berhasil membawa pertandingan ke rubber game.

Namun, kontroversi muncul saat poin match untuk Yamaguchi. Saat itu, Gregoria mengalami gangguan dari sorot lampu tribun saat akan melakukan servis. Meskipun melakukan protes kepada wasit, Gregoria tidak mendapatkan respons yang memuaskan.

Adapun, kontroversi terjadi menjelang akhir pertandingan. Saat tertinggal 18-20, Gregoria melakukan servis. Lawannya berhasil mengembalikan shuttlecock ke sisi kiri depan area permainan Gregoria. Meskipun Gregoria masih bisa mencapai ‘kok’, dia memilih untuk tidak mengangkat shuttlecock karena terganggu oleh lampu tribune penonton yang menyala dan mencoba meminta penundaan pertandingan.

Namun, wasit menilai bahwa Gregoria tidak berhasil mengangkat bola dan memberikan poin ke-21 untuk Yamaguchi. Meskipun Gregoria melakukan protes tentang cahaya dari tribune, protesnya tidak diperhatikan oleh wasit. Hasilnya, pertandingan berakhir dan Gregoria harus menerima kekalahan.