Tantrum pada anak sering kali dipicu oleh berbagai faktor seperti rasa lapar, kelelahan, kelelahan, dan terlalu banyak rangsangan. Hal ini menyebabkan anak menjadi menangis, berteriak, melempar barang, bahkan berguling di lantai. Tetapi, ada makanan tertentu yang menyebabkan tantrum pada anak yaitu makanan manis. Ada yang mengatakan bahwa konsumsi makanan manis dapat menyebabkan gejala tantrum pada anak. Namun, apakah hal ini benar? Mari simak penjelasan berikut ini.
Apa penyebab terjadinya tantrum pada anak?
Ketika anak sedang tantrum, orang tua sering kali merasa bingung dan stres bagaimana cara menangkan anak, terutama jika tantrum terjadi di tempat umum. Ini adalah reaksi yang wajar karena anak sedang dalam tahap perkembangan. Tantrum biasanya dialami oleh anak-anak di bawah usia lima tahun, tetapi anak yang lebih tua atau bahkan orang dewasa pun dapat mengalami kondisi ini.
Tanpa penanganan yang tepat, tantrum pada anak dapat memicu emosi orang tua. Langkah pertama untuk menghindari hal tersebut adalah mencoba memahami penyebab tantrum pada anak. Pada umumnya, tantrum terjadi karena anak masih memiliki keterbatasan dalam mengekspresikan perasaannya. Mereka mungkin hanya dapat mengekspresikan diri dengan menangis atau berteriak ketika mereka merasa frustasi atau tidak puas dengan situasi yang dihadapi.
Benarkah makanan manis menyebabkan tantrum pada anak?
Benarkan makanan yang mengandung manis bisa menjadi pemicu tantrum pada anak? Jawabannya tergantung. Anak-anak cenderung menyukai makanan yang memiliki rasa manis, sehingga mereka sering kali mengonsumsinya secara berlebihan. Ketika hal ini terjadi, makanan manis dapat memengaruhi perilaku anak, bahkan meningkatkan kemungkinan terjadinya tantrum.
Jika anak terlalu banyak mengonsumsi makanan yang mengandung gula, zat ini dapat memicu respons tubuh yang dikenal dengan istilah “sugar rush”. Pada kondisi ini, anak-anak menjadi lebih rentan mengalami tantrum karena efek dari konsumsi gula dapat membuat mereka menjadi hiperaktif, mudah berubah mood, dan bahkan mengalami kecanduan.
Kecanduan terhadap makanan manis adalah hal yang lumrah terjadi, terutama pada anak-anak. Ketika anak sangat menginginkan makanan manis tetapi tidak diberikan oleh orang tua, sering kali mereka akan merespon dengan mengamuk dan menangis. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk berhati-hati dalam memilih makanan, termasuk camilan, untuk anak-anak. Agar dapat menghindari camilan yang manis, alternatif yang baik adalah memberikan buah-buahan segar atau sayuran rebus yang kaya akan vitamin dan serat.
Kenali bahaya makanan manis pada anak
Meskipun belum ada bukti yang menunjukkan bahwa asupan gula secara langsung menyebabkan tantrum pada anak. Namun, perlu diingat bahwa konsumsi gula yang berlebihan tidak baik untuk kesehatan anak.
Kebiasaan mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula dalam jumlah besar dapat meningkatkan risiko anak terkena berbagai penyakit di masa depan, seperti diabetes, kelebihan berat badan atau obesitas, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, masalah gigi seperti karies atau gigi berlubang, kolesterol tinggi, gangguan tidur, depresi, dan asam urat.
Oleh karena itu, penting untuk membatasi asupan gula anak agar tidak melebihi 25 gram atau setara dengan 6 sendok teh per hari. Perlu diingat bahwa jumlah ini mencakup gula yang terdapat dalam makanan atau minuman, bukan hanya gula pasir.
Meskipun makanan manis terkadang menjadi pilihan yang mudah dan menyenangkan bagi anak-anak, penting bagi orangtua dan pengasuh untuk memperhatikan dampaknya pada perilaku anak. Oleh karena itu, penting untuk mengontrol konsumsi makanan manis anak serta memilih makanan yang sehat dan seimbang untuk mendukung kesehatan anak.