Menambahkan telur setengah matang ke dalam hidangan makanan memang membuat makanan menjadi lebih enak dan menggugah selera. Makanan yang disajikan seperti ini memang menjadi kesukaan semua orang karena cita rasanya yang lezat.
Namun, mengonsumsi terlalu banyak telur yang setengah matang dapat menyebabkan masalah pencernaan karena risiko infeksi bakteri Salmonella. Untuk itu, kamu perlu mengetahui cara mengonsumsi telur setengah matang dengan aman agar tidak mengalami masalah kesehatan.
Bahaya konsumsi telur setengah matang
Infeksi bakteri Salmonella yang disebabkan oleh konsumsi telur setengah matang dapat menimbulkan beberapa gejala, seperti mual, muntah, demam, sakit kepala, kram perut, dan diare. Gejala ini biasanya berlangsung selama kira-kira 4-7 hari atau bahkan lebih lama. Selain itu, infeksi bakteri Salmonella juga bisa mengakibatkan penyakit serius seperti demam tifoid atau tifus.
Kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi dan balita, lansia, dan individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan kesehatan serius akibat infeksi bakteri Salmonella dari telur setengah matang. Meskipun beberapa orang dapat pulih dalam waktu singkat, kelompok rentan yang disebutkan di atas dapat mengalami penyembuhan yang lebih lambat dan gejala yang lebih parah akibat infeksi bakteri Salmonella.
Dampak buruk dari konsumsi telur setengah matang yaitu dapat menimbulkan masalah pencernaan seperti perut kembung dan produksi gas usus yang berlebihan. Namun, respon pencernaan terhadap telur setengah matang dapat bervariasi bagi setiap individu. Oleh karena itu, penting untuk mengonsumsi telur setengah matang dengan bijaksana dan tidak berlebihan. Konsumsi telur yang berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan, seperti peningkatan tekanan darah dan risiko obesitas.
Cara Aman Mengonsumsi Telur Setengah Matang
Mencegah infeksi bakteri Salmonella dapat dilakukan dengan vaksinasi pada ayam, sehingga telur yang dihasilkan tetap aman untuk dikonsumsi, meskipun dimasak setengah matang. Meski demikian, karena belum pasti apakah ayam yang menghasilkan telur tersebut telah divaksinasi, disarankan untuk selalu memasak telur hingga matang sebelum dikonsumsi.
Selain itu, telur setengah matang juga sering digunakan dalam produk makanan siap saji seperti mayones, tiramisu, es krim, dan saus salad. Jika ingin menggunakan telur setengah matang dalam pembuatan makanan, disarankan untuk menggunakan telur terpasteurisasi yang bisa ditemukan di supermarket. Proses pasteurisasi ini efektif dalam membunuh bakteri Salmonella, sehingga meningkatkan keamanan konsumsi telur setengah matang.
Selain memasak telur hingga matang secara menyeluruh, ada beberapa langkah yang dapat dicoba untuk mencegah infeksi bakteri Salmonella, yaitu:
- Sebaiknya segera mengonsumsi makanan yang mengandung telur atau menyimpannya di lemari pendingin. Hindari menyimpan telur atau makanan berbahan dasar telur pada suhu ruangan selama lebih dari 2 jam.
- Jika ingin memasak telur setengah matang, disarankan untuk memilih telur khusus seperti telur omega atau yang berlabel terpasteurisasi.
- Pastikan telur digoreng secara merata pada kedua sisinya atau direbus setidaknya selama 12 menit dalam air mendidih.
- Telur sebaiknya tidak disimpan lebih dari 30 hari dan tempatkan telur terpisah dari makanan lain di dalam lemari pendingin. Selain itu, jangan membeli telur yang kulitnya sudah retak.
- Jangan menyimpan telur yang sudah direbus di lemari pendingin lebih dari 3 hari.
- Pastikan untuk mencuci tangan sebelum dan setelah mengolah telur untuk menghindari penyebaran bakteri.
- Segera membersihkan peralatan masak yang bersentuhan dengan telur mentah menggunakan sabun.
- Jagalah kebersihan permukaan meja dapur dengan cara menyemprotkan cairan antibakteri atau air panas setelah mengolah telur.
Banyak yang menyukai mengonsumsi telur setengah matang, tetapi lebih disarankan untuk mengonsumsi telur matang guna mencegah risiko infeksi bakteri Salmonella. Untuk mendapatkan nutrisi yang maksimal dan memastikan keamanannya, telur dapat diolah dengan cara direbus.
Menghindari penggunaan minyak atau mentega saat menggoreng telur dapat membantu mengurangi kandungan lemak yang dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah, sehingga mengurangi risiko terkena penyakit jantung.