in

Menggali Fenomena: Apakah Stres Bisa Menular?

Ilustrasi. Foto: Freepik

Stres merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Setiap orang pasti pernah merasakan stres dalam berbagai tingkatan dan situasi. Namun, apakah Anda pernah berpikir bahwa stres bisa menular dari satu individu ke individu lainnya? Fenomena ini mungkin terdengar tidak biasa atau bahkan tidak masuk akal pada awalnya, tetapi bukti ilmiah menunjukkan bahwa stres memang memiliki potensi untuk menyebar seperti penyakit menular. Mari kita telusuri lebih dalam mengenai konsep ini.

Menemukan akar masalah: Definisi stres

Sebelum memahami bagaimana stres bisa menular, penting untuk memiliki pemahaman yang kuat tentang apa sebenarnya stres itu. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), stres adalah respons terhadap perubahan yang dapat menyebabkan ketegangan fisik, emosional, atau psikologis. Perubahan ini bisa berasal dari berbagai sumber, mulai dari situasi pekerjaan yang menantang hingga perubahan besar dalam kehidupan pribadi seperti pernikahan atau kelahiran anak.

Ketika seseorang mengalami stres, tubuhnya melepaskan hormon-hormon tertentu, termasuk kortisol, yang dikenal sebagai hormon stres. Reaksi ini dapat bervariasi dari perasaan gelisah hingga perasaan putus asa, tergantung pada intensitas dan durasi stres yang dialami individu tersebut.

Ilustrasi. Foto: Freepik

Melihat perspektif ilmiah: Apakah stres bisa menular?

Ide bahwa stres dapat menular dari satu individu ke individu lainnya tidak sepenuhnya baru. Sejak tahun 2014, penelitian telah menyoroti kemungkinan bahwa stres memiliki sifat menular. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Psychoneuroendocrinology pada tahun tersebut mengungkapkan bahwa melihat orang lain dalam situasi stres dapat memicu respons serupa dalam tubuh kita. Hal ini disebut sebagai “stres empatik.”

Studi tersebut menunjukkan bahwa hanya dengan menyaksikan orang lain mengalami stres, tubuh kita dapat merespons dengan melepaskan hormon kortisol. Respons ini tidak terbatas pada melihat orang yang kita cintai atau teman dekat kita mengalami kesulitan; bahkan melihat orang asing dalam kondisi stres dapat memengaruhi respons tubuh kita.

Tara Perrot, seorang profesor psikologi dan ilmu saraf di Universitas Dalhousie di Kanada, menjelaskan bahwa kita mungkin secara tidak sadar merasakan emosi orang lain, terutama yang bersifat negatif. Ini menunjukkan bahwa stres tidak hanya merupakan pengalaman individual, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh interaksi sosial dengan orang lain di sekitar kita.

Menggali mekanisme penularan: Neuron cermin

Untuk memahami lebih lanjut bagaimana stres bisa menular, kita perlu melihat ke dalam mekanisme otak yang kompleks. Salah satu konsep yang terkait dengan penularan stres adalah neuron cermin. Neuron cermin adalah sel-sel otak yang aktif saat kita menyaksikan seseorang melakukan suatu tindakan tertentu.

Contohnya, ketika kita melihat seseorang yang terlihat lelah, neuron cermin kita dapat merespons dengan cara yang mirip, menyebabkan kita merasa lelah juga. Demikian pula, ketika kita melihat seseorang dalam kondisi stres, neuron cermin kita bisa memicu respons yang serupa, menyebabkan kita merasakan stres tersebut secara empatik.

Sebuah ulasan dalam jurnal Current Biology menyoroti bahwa emosi dapat menyebar dari satu individu ke individu lainnya melalui neuron cermin. Ini menunjukkan bahwa kita tidak hanya rentan terhadap pengaruh stres dari pengalaman langsung, tetapi juga dari interaksi sosial dengan orang lain di sekitar kita.

Dampak sosial dan individu: Bagaimana mengelola stres yang menular

Penting untuk diakui bahwa sementara respons stres dapat bermanfaat dalam situasi tertentu, terutama yang melibatkan bahaya, respons stres yang terus-menerus dan berlebihan dapat memiliki dampak negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang.

Joe Herbert, seorang profesor ilmu saraf di University of Cambridge, Inggris, menjelaskan bahwa pengiriman emosi adalah mekanisme bertahan hidup yang penting. Respons stres dapat menjadi sinyal penting untuk memperingatkan orang lain tentang situasi berbahaya atau menghasilkan respons kolektif untuk menyelesaikan masalah yang muncul.

Namun, dalam masyarakat modern yang penuh dengan tekanan dan stresor psikologis, respons stres sering kali dipicu secara berlebihan. Ini dapat mengakibatkan peningkatan risiko gangguan kesehatan mental seperti kecemasan dan depresi, serta masalah fisik seperti penyakit jantung dan gangguan pencernaan.

Langkah-langkah untuk mengatasi stres yang menular

Meskipun stres menular bisa menjadi masalah serius, ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengelola dampaknya. Tara Perrot merekomendasikan mencari aktivitas di luar ruangan, latihan pernapasan, dan berolahraga sebagai cara untuk mengurangi stres yang disebabkan oleh orang lain. Berinteraksi dengan alam dan melakukan kegiatan fisik dapat membantu meredakan ketegangan dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan.

Selain itu, Joe Herbert menyarankan bahwa belajar mengendalikan respons stres individu bisa menjadi kunci untuk melindungi diri dari dampak stres yang menular dari lingkungan sekitar. Ini bisa melibatkan praktik meditasi, mindfulness, atau terapi kognitif perilaku untuk membantu mengubah pola pikir dan respons terhadap stres.