in

Inilah 6 Bahaya BPA yang Jarang Diketahui!

Kenali Bahaya BPA untuk Kesehatan (Freepik)

BPA atau bisphenol A merupakan bahan kimia yang digunakan dalam pembuatan plastik polikarbonat serta resin epoksi. Plastik polikarbonat sering ditemukan dalam produksi wadah makanan dan minuman, sementara resin epoksi umumnya digunakan dalam pembuatan tutup botol dan kaleng yang dilapisi logam. Namun, kebanyakan orang tidak mengetahui efek berbahaya dari seringnya penggunaan wadah plastik yang mengandung BPA. Berikut adalah enam bahaya BPA yang jarang diketahui.

1. Masalah kesuburan

Ilustrasi Organ Reproduksi Wanita(Freepik)

Penggunaan BPA yang sering dapat menyebabkan peradangan, yang dapat membuat berbagai organ tubuh menjadi lebih rentan terhadap kerusakan. Jika organ reproduksi terkena dampaknya, ini dapat mengakibatkan masalah kesuburan baik pada pria maupun wanita.

Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa BPA dapat mengurangi kadar hormon testosteron pada pria, yang berpotensi mengganggu produksi dan kualitas sperma, sehingga dapat menyebabkan infertilitas.

Sementara pada wanita, BPA dapat mengurangi kadar hormon estrogen, meningkatkan risiko PCOS, serta mengurangi kualitas dan jumlah sel telur. Akibatnya, paparan BPA dalam jangka panjang dapat membuat kesulitan bagi wanita untuk hamil.

2. Meningkatkan risiko obesitas

Selain mengganggu fungsi organ reproduksi, BPA juga dapat meningkatkan risiko obesitas. Hal ini disebabkan oleh gangguan yang ditimbulkan BPA terhadap metabolisme tubuh. Gangguan ini mengakibatkan proses pemecahan lemak tidak berjalan efisien, sehingga lemak dapat menumpuk dalam tubuh dan menyebabkan obesitas.

Namun, penting untuk dicatat bahwa penyebab obesitas tidak hanya terbatas pada paparan BPA. Faktor lain seperti pola makan tidak sehat, kurangnya aktivitas fisik, dan konsumsi alkohol berlebihan juga berperan dalam timbulnya obesitas.

3. Terkena risiko diabetes tipe 2

Bahaya lain yang ditimbulkan oleh BPA adalah peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2. Hal ini disebabkan oleh gangguan yang ditimbulkan oleh BPA terhadap produksi hormon insulin di pankreas.

Selain itu, BPA juga dapat mengganggu fungsi hormon insulin dalam mengatur dan mengontrol kadar gula darah, sehingga menyebabkan lonjakan dan ketidakstabilan kadar gula darah dalam tubuh. Kadar gula darah yang tinggi dan tidak terkontrol ini seiring waktu dapat menyebabkan diabetes tipe 2.

4. Masalah penyakit jantung

Ilustrasi Serangan Jantung. Foto: Pixabay

Zat yang terdapat dalam BPA dapat menginduksi peradangan yang mengakibatkan pembuluh darah jantung menjadi lebih kaku dan membentuk plak (aterosklerosis). Selain itu, paparan BPA juga dapat mengganggu irama jantung dalam memompa darah dan menyebabkan peningkatan tekanan darah. Oleh karena itu, ini adalah alasan mengapa BPA dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit jantung.

5. Risiko gangguan perkembangan otak janin

Bahaya BPA lainnya terutama bagi ibu hamil adalah risiko terkena gangguan perkembangan otak janin. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa janin yang terpapar BPA memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan dalam gerakan tubuh, daya ingat, dan kemampuan belajarnya di masa depan. Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu hamil untuk membatasi penggunaan BPA guna memastikan kesehatan janin.

6. Meningkatkan risiko kanker

Bahaya terakhir dari penggunaan BPA adalah dapat meningkatkan risiko kanker. Adanya kandungan karsinogen ternyata dapat menimbulkan pertumbuhan sel-sel kanker. Penelitian menujukan bahwa BPA yang masuk ke dalam tubuh bisa meningkatkan risiko terjadinya kerusakan sel tubuh. Beberapa jenis kanker yang dapat terjadi akibat paparan BPA jangka panjang adalah kanker payudara, kanker usus besar, dan kanker prostat.

Nah, itulah beberapa bahaya BPA bagi kesehatan yang penting untuk diketahui. Namun, perlu dicatat bahwa semua risiko ini umumnya terkait dengan paparan jangka panjang. Oleh karena itu, memilih wadah plastik yang bebas BPA, menghindari wadah dengan kode segitiga nomor 3 dan 7, memilih wadah kaca untuk memanaskan makanan, serta mengurangi konsumsi makanan kemasan dan minuman kaleng adalah langkah-langkah yang disarankan.