in ,

Berbagai Fakta Menarik Benteng Van der Wijck, Mengenang Sejarah di Era Kolonial

Fakta Benteng Van der Wicjk (wisata.harianjogja.com)

Benteng Van der Wijck menjadi salah satu bangunan bersejarah peninggalan Belanda yang dapat kamu temui di Kebumen, Jawa Tengah. Benteng satu ini berjarak sekitar 2 km dari  Stasiun Gombong, tepatnya di Jalan Sapta Marga No. 100, Sidayu, Gombong. Seperti kebanyakan bangunan bersejarah, benteng ini telah menjadi bagian dari cagar budaya.

Kini, benteng tersebut menjadi salah satu destinasi wisata sejarah yang populer di Kebumen. Dilengkapi pula dengan fasilitas kolam renang, taman bermain, bahkan penginapan, lho.Kalau kamu belum pernah ke sana, simak beberapa fakta Benteng Van der Wijck yang memesona berikut ini, ya. Peninggalah sejarah yang indah, nih!

1. Pertama kali dibangun sebagai Kantor VOC

Ilustrasi Benteng Van der Wicjk (Pinterest)

Bangunan VOC yang berada di Kebumen ini (Vereenigde Oostindische Compagnie) didirikan pada masa penjajahan Belanda. Kongsi dagang Hindia Timur Belanda pernah menggunakan Benteng Van der Wijck sebagai kantornya. Hal ini turut berpengaruh pada perkembangan Gombong, yang kini menjadi salah satu kecamatan yang paling populer di luar pusat kota Kebumen.

Wilayah Gombong merupakan pusat perdagangan yang mulai terbentuk sekitar abad ke-18, melalui interaksi sosial ekonomi berbagai kelompok masyarakat dengan latar belakang yang beragam. Jejak sejarah tersebut masih dapat ditemukan hingga kini, terutama dalam bentuk bangunan yang menggabungkan gaya arsitektur China, Eropa, dan Jawa.

Selain itu, kawasan perdagangan yang masih ada hingga saat ini, seperti Pasar Wonokriyo, berada dekat dengan Stasiun Gombong. Pasar tersebut menjadi salah satu akses menuju Benteng Van der Wijck. Di sekitarnya, terdapat juga kawasan pecinan yang meskipun tidak begitu mencolok, namun merupakan tempat berdagang tradisional bagi imigran dari China yang biasanya berdagang saat berada di Indonesia.

2. Pernah dinamakan Forth Cochius pada tahun 1818

Setelah digunakan sebagai kantor VOC, bangunan yang didirikan pada tahun 1818 mengalami perubahan fungsi menjadi benteng pertahanan Belanda yang dikenal sebagai Fort Cochius. Nama ini diambil dari Frans David Cochius, seorang pemimpin perang Belanda yang terlibat dalam pertempuran melawan pejuang Yogyakarta.

Pembangunan benteng tersebut selesai pada tahun 1844, pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Godert Alexander Gerard Philip baron van der Capellen. Hal ini membuat Fort Cochius menjadi satu-satunya benteng berbentuk segi delapan di Indonesia.

Bangunan benteng ini memiliki dua lantai dengan lebih dari 32 kamar, dan luasnya mencapai 3.606 meter persegi. Terdapat empat pintu masuk utama ke dalam benteng, dan tingginya mencapai 9,67 meter dengan cerobong setinggi 3,33 meter.

3. Digunakan juga sebagai Pupillen School

Benteng Van der Wijck telah mengalami perubahan fungsi sepanjang sejarahnya. Mulai dari tahun 1854 hingga 1912, bangunan ini diubah menjadi Pupillen School, sebuah lembaga pendidikan semi-militer yang ditujukan bagi warga Eropa dan anak-anak Eurasia hasil perkawinan antara serdadu Belanda dengan wanita pribumi.

Kemudian, nama bangunan tersebut diubah menjadi Benteng Van der Wijck, sesuai dengan nama komandan militer Belanda yang berperan penting dalam sejarahnya. Perubahan ini juga berdampak pada perkembangan sekitar benteng, termasuk pertumbuhan pemukiman militer yang dihuni oleh anggota militer Belanda di Gombong. Selain itu, fasilitas lainnya meliputi tempat tinggal di luar kompleks benteng untuk perwira dan pengajar, serta terdapat juga makam, penjara, pos penjagaan, taman, dan rumah sakit.

4. Tempat pelatihan anggota PETA

Ilustrasi Benteng Van der Wicjk (idntimes.com)

Setelah pendudukan Belanda digantikan oleh Jepang, Benteng Van der Wijck tetap bertahan, namun peran dan fungsinya berubah menjadi pusat pelatihan untuk pasukan Tentara Pembela Tanah Air (PETA) Jepang. Fungsi ini berlangsung hingga masa kemerdekaan Indonesia, setelah itu bangunan tersebut dijadikan sebagai barak untuk Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) hingga tahun 1980.

Meskipun tetap berhubungan dengan kegiatan militer, bangunan ini kemudian diubah menjadi tempat tinggal bagi anggota TNI Angkatan Darat hingga akhir tahun 2000. Di sekitar benteng, masih terdapat berbagai bangunan militer lainnya, termasuk TK Kartika Gombong dan kuburan Belanda.

5. Menjadi lokasi syuting

Saat ini, Benteng Van der Wijck telah menjadi destinasi wisata sejarah yang diminati oleh banyak orang. Pengunjung dapat menikmati berbagai fasilitas, termasuk kereta wisata, kolam renang, dan area bermain untuk anak-anak. Fasilitas lainnya seperti hotel wisata dan gedung pertemuan juga tersedia, yang tetap mempertahankan arsitektur asli bangunan tersebut.

Selain menjadi tempat wisata, benteng ini juga pernah digunakan sebagai lokasi pengambilan gambar beberapa karya seni terkenal, termasuk video klip lagu “Punya Cinta” oleh SLANK (2011), program televisi Ala Chef yang dipandu oleh Farah Quinn (2010), dan film The Raid 2: Berandal (2013).

Itulah, beberapa fakta menarik tentang Benteng Van der Wijck. Bangunan benteng ini harus tetap dijaga dengan baik agar bisa dikenang oleh penerus bangsa dan sebagai bentuk penghormatan kepada para pahlawan yang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia.