Film “24 Jam Bersama Gaspar” (2024) sukses menghadirkan gaya neo-noir yang memikat, dengan perpaduan elemen distopia dan heist yang menarik.
Film ini, garapan sutradara Yosep Anggi Noen, membawa genre misteri dan laga yang penuh dengan nuansa kelam, menawarkan kisah yang segar dan berbeda dari biasanya.
Karya Anggi Noen yang konsisten mengeksplorasi keunikan
Anggi Noen dikenal sebagai sutradara yang konsisten mengeksplorasi keunikan hidup manusia. Karya-karyanya sebelumnya seperti film pendek “Kisah Cinta yang Asu” (2015) dan “Hiruk Pikuk si Alkisah” memiliki konsep cerita yang nyentrik. “24 Jam Bersama Gaspar” benar-benar merepresentasikan sisi nyentrik dan unik ala Anggi Noen.
Diadaptasi dari novel populer
Film ini diadaptasi dari novel karya Sabda Armandio dengan judul yang sama, diterbitkan pada tahun 2017.
Novel ini sukses menghipnotis pembaca, terutama penggemar genre detektif berkat plot yang penuh kejutan.
Prestasi internasional yang membanggakan
“24 Jam Bersama Gaspar” meraih sembilan nominasi dalam Festival Film Indonesia tahun 2023 dan memenangkan kategori “Penulis Skenario Adaptasi Terbaik”.
Selain itu, film ini juga tampil di Singapore International Film Festival dan mendapatkan nominasi Kim Jiseok Awards di Busan International Film Festival. Di tanah air, film ini tayang di Indonesian Cinema Renaissance dan Jogja-NETPAC Asian Film Festival.
Sinopsis: Kisah detektif dalam dunia distopia
Film ini mengikuti kisah detektif swasta bernama Gaspar (Reza Rahadian) yang tinggal di kota dengan tatanan distopia. Sejak kecil, Gaspar hidup tanpa orang tua dan dilanda kesepian.
Namun, hidupnya berubah saat bertemu dengan Kirana (Shofia Shireen). Sayangnya, Kirana menghilang secara misterius dan Gaspar hanya memiliki 24 jam untuk hidup.
Ketika menyelidiki kasus pembunuhan, Gaspar mendapatkan informasi tentang Kirana yang menghilang, mengarah pada sosok Wan Ali (Landung Simatupang). Gaspar memutuskan untuk membalaskan dendamnya pada Wan Ali dengan merampok toko emasnya, bersama teman-temannya Kik (Laura Basuki), Agnes (Shenina Cinnamon), Njet (Kristo Immanuel), Yadi (Sal Priadi), dan Bu Tati (Dewi Irawan). Mereka mencari kotak hitam misterius yang konon bisa mengabulkan impian manusia.
Premis cerita yang unik dan menarik
Cerita detektif ini menawarkan premis yang unik dengan mengeksplorasi kota distopia. Konflik dan motivasi tokoh utamanya, merampok toko emas demi kotak hitam, menjadikan cerita ini menarik.
Film ini mengeksplorasi ikatan persahabatan, kriminalitas di kota distopia, dan adegan-adegan laga yang menegangkan.
Kota distopia yang eksekusinya matang
Daya tarik utama film ini adalah gambaran era distopianya yang kelam dan memukau. Anggi Noen dan tim produksi berhasil menyulap Jakarta menjadi kota distopia yang penuh dengan aksi kriminal, klub kekerasan, dan kondisi kota yang kacau.
Sinematografi film ini sangat memuaskan, menggambarkan gaya noir yang dramatis dan ikonik.
Penampilan Reza Rahadian yang keren
Reza Rahadian kembali menampilkan akting berkelas sebagai Gaspar. Karakternya yang penuh dinamika dan luka emosional terlihat begitu nyata.
Film ini juga menyampaikan pesan moral tentang kehidupan dan kematian melalui karakter Gaspar yang memiliki jantung abnormal dan harus menghadapi kematiannya dengan banyak misteri yang belum terpecahkan.
Pengembangan karakter yang perlu ditingkatkan
Meski Reza Rahadian berhasil memerankan Gaspar dengan baik, karakter lainnya terasa kurang dikembangkan.
Pengenalan dan eksplorasi karakter lain tidak terlalu mendalam, membuat beberapa karakter kurang membekas di ingatan penonton.
“24 Jam Bersama Gaspar” adalah film yang unik, menawarkan aksi kriminal dan investigasi dalam balutan latar distopia.
Bagi kamu yang suka menyusun kepingan puzzle dan memecahkan misteri, film ini adalah pilihan tepat. Tonton film ini di Netflix 14 Maret 2024 dan nikmati kisah detektif yang berbeda dari biasanya.