Makanan fermentasi diolah dengan bantuan mikroorganisme yang tidak hanya memperpanjang masa simpan, tetapi juga menawarkan berbagai manfaat kesehatan, terutama bagi sistem pencernaan. Hal ini karena kandungan probiotik dalam makanan ini membantu menjaga kelancaran sistem pencernaan dengan menambah jumlah bakteri baik di usus. Lalu apa saja makanan fermentasi yang baik untuk pencernaan? Berikut penjelasan lengkap dalam artikel ini!
1. Tempe
Tempe adalah salah satu makanan fermentasi yang sangat populer, dibuat melalui proses fermentasi kedelai dengan bantuan ragi Rhizopus spp. Selain dikenal sebagai sumber protein nabati yang terjangkau dan mudah didapat, tempe juga menawarkan kandungan gizi yang kaya. Makanan ini mengandung berbagai asam amino esensial yang penting untuk metabolisme tubuh dan kesehatan secara keseluruhan.
Selain manfaat gizinya, tempe juga mengandung probiotik yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan bakteri baik di usus. Keseimbangan bakteri ini sangat berpengaruh pada kelancaran pencernaan, membantu mencegah masalah seperti susah buang air besar atau sembelit. Dengan rutin mengonsumsi tempe, Anda dapat mendukung kesehatan pencernaan dan menjaga sistem pencernaan tetap berfungsi dengan optimal.
2. Peuyeum
Peuyeum adalah makanan fermentasi yang terbuat dari singkong, dengan tekstur yang lebih padat dan kering dibandingkan tape. Proses fermentasinya melibatkan ragi Saccharomyces cerevisiae. Makanan khas Sunda ini tidak hanya dikenal sebagai camilan lezat, tetapi juga sering digunakan untuk meningkatkan suasana hati.
Kandungan probiotik dalam peuyeum berfungsi untuk menyeimbangkan kadar bakteri baik di usus, yang pada gilirannya dapat memengaruhi keseimbangan kimia di otak. Dengan menjaga keseimbangan bakteri di usus, peuyeum dapat membantu mengurangi kecemasan, stres, dan gejala depres.
3. Natto
Natto adalah salah satu makanan fermentasi kedelai yang berasal dari Jepang dan menawarkan pengalaman kuliner yang unik. Berbeda dengan tempe, natto memiliki tekstur yang basah dan berlendir karena adanya bakteri Bacillus subtilis selama proses fermentasi. Lendir ini mengandung banyak bakteri baik, menjadikan natto sebagai sumber probiotik yang bermanfaat.
Selain kaya probiotik, natto juga memiliki kandungan serat yang tinggi, yang sangat membantu dalam melancarkan buang air besar. Makanan fermentasi ini juga merupakan sumber vitamin K yang penting untuk kesehatan tulang. Tak hanya itu saja, natto mengandung enzim nattokinase yang dikenal efektif dalam menurunkan tekanan darah.
4. Yoghurt
Yoghurt adalah produk susu yang melalui proses fermentasi menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Makanan fermentasi ini kaya akan berbagai nutrisi penting, termasuk kalsium, kalium, fosfor, serta vitamin B2 dan B12, yang semuanya mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Yoghurt juga menjadi pilihan yang baik bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa. Berkat kandungan probiotik di dalamnya, yoghurt dapat membantu memecah laktosa, yaitu gula susu yang sering menjadi masalah bagi penderita intoleransi laktosa. Dengan mengonsumsi yoghurt dalam jumlah yang wajar, mereka masih bisa menikmati manfaat nutrisi dari produk susu ini tanpa masalah pencernaan.
5. Acar
6. Kimchi
Kimchi adalah makanan fermentasi khas Korea Selatan yang dibuat dari kubis atau lobak, dengan bantuan bakteri asam laktat. Selain memberikan rasa yang khas dan menyegarkan, kimchi juga memiliki manfaat kesehatan yang signifikan. Mengonsumsi kimchi dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan gula darah, sehingga bermanfaat untuk mengelola resistensi insulin.
Bagi penderita diabetes dan kolesterol tinggi, menambahkan kimchi ke dalam menu makanan bisa menjadi pilihan yang sehat. Namun, penting untuk membatasi konsumsinya karena kandungan asam dan kepedasan kimchi dapat berpotensi mengganggu kesehatan lambung.
7. Susu kefir
Susu kefir adalah produk susu yang dibuat dengan menggunakan biji kefir dan difermentasi dengan campuran ragi dan bakteri. Hasil fermentasi ini menghasilkan susu dengan tekstur yang lebih cair dan rasa yang lebih tajam dibandingkan yoghurt. Kandungan probiotik susu kefir diketahui tiga kali lebih banyak daripada yoghurt. Probiotik ini membantu memecah laktosa, menjadikannya lebih mudah dicerna oleh tubuh, terutama bagi mereka yang memiliki intoleransi laktosa.
8. Sup miso
Sup miso adalah hidangan tradisional Jepang yang dibuat dari campuran gandum, beras, kacang kedelai, dan barley, kemudian difermentasi dengan garam dan jamur koji. Proses fermentasi ini memberikan sup miso rasa yang khas dan lezat. Sup miso bukan hanya lezat, tetapi juga bermanfaat untuk kesehatan, terutama bagi sistem pencernaan. Kaya akan probiotik, sup ini membantu menjaga keseimbangan bakteri baik dalam usus. Selain itu, sup miso juga mengandung antioksidan dan vitamin B, yang mendukung kesehatan tubuh secara keseluruhan dan membantu menjaga keseimbangan pencernaan.