in

Strategi Ampuh Beli Rumah Sejak Usia 25 Tahun, Untuk Gen Z

Ilustrasi. Foto: Freepik

Pertanyaan yang sering muncul di benak banyak Generasi Z (Gen Z) adalah apakah mungkin bagi mereka untuk memiliki rumah di usia 25 tahun. Rumah bukan sekedar tempat tinggal, tetapi juga menjadi simbol prestasi dan stabilitas finansial. Namun kenyataannya, membeli rumah di usia muda menjadi semakin sulit, terutama mengingat dinamika ekonomi dan pasar properti saat ini.

Dalam artikel ini, kita akan menyelami lebih dalam mengenai tantangan yang dihadapi Gen Z dalam mencapai impian memiliki rumah di usia 25 tahun. Selain itu, kami juga akan mengeksplorasi berbagai strategi dan langkah-langkah yang dapat mereka ambil untuk mengatasi hambatan tersebut. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang situasi ini, diharapkan kita dapat memberikan inspirasi dan panduan bagi Gen Z yang bercita-cita memiliki rumah di usia muda.

Tantangan Generasi Z dalam Membeli Rumah

Generasi Z, kelompok yang lahir antara tahun 1997 hingga 2012, dibayangkan pada lingkungan ekonomi yang berbeda dari generasi sebelumnya. Biaya hidup yang semakin tinggi, tidak sebanding dengan kenaikan gaji, menjadi salah satu tantangan utama mereka dalam meraih impian memiliki rumah di usia muda. Selain itu, kenaikan harga properti yang lebih cepat dari kenaikan gaji membuat pembelian rumah semakin sulit dijangkau.

Namun, melihat prioritas Gen Z yang lebih mengutamakan gaya hidup, pengalaman, dan kebebasan, seringkali properti bukanlah kebutuhan utama mereka. Sebagian besar dari mereka lebih memilih untuk menikmati momen, melakukan perjalanan, dan mengejar hobi daripada memiliki properti sebagai investasi jangka panjang.

Ilustrasi. Foto: Freepik

Langkah-Langkah Strategis Menuju Rumah Impian

1. Menentukan Budget Rumah yang Realistis

Langkah pertama yang perlu diambil adalah menentukan harga rumah yang realistis. Perhitungkan penghasilan saat ini dan perkiraan peningkatan gaji di masa depan. Selanjutnya, menentukan target harga rumah yang masuk akal dan sesuai dengan kondisi finansial saat ini.

Misalnya, bisa mencari lokasi yang menawarkan harga rumah terjangkau, seperti Depok, Tangerang, atau Bekasi. Misalnya, daerah Depok dekat Stasiun Kereta Citayam masih menyediakan rumah dengan harga sekitar Rp350 juta-an. Dengan melakukan survei pasar, kamu dapat menemukan opsi yang sesuai dengan budget yang telah ditetapkan.

2. Menabung Uang Muka dengan Disiplin

Salah satu kendala utama yang dihadapi Gen Z dalam pembelian rumah adalah kekurangan dana untuk membayar uang muka, yang merupakan prasyarat KPR. Oleh karena itu, penting untuk memiliki rencana tabungan yang disiplin.

Mulailah dengan menentukan jumlah uang muka yang diperlukan, yang umumnya sekitar 30% dari total harga rumah. Untuk mencapai target ini, Sobat Sikapi perlu menetapkan persentase tertentu dari penghasilan bulanan sebagai tabungan uang muka. Misalnya, alokasikan minimal 30% dari penghasilan bulanan untuk ditabung setiap bulannya.

Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah memanfaatkan fitur reksa dana auto-invest. Dengan cara ini, kamu dapat secara otomatis menabung dan berinvestasi sebagian dari penghasilan bulanan. Reksa dana memiliki potensi return yang lebih tinggi dibandingkan tabungan konvensional, sehingga dapat membantu mengumpulkan uang muka dengan lebih efektif.

3. Mencari Penghasilan Tambahan

Jika penghasilan utama tidak mencukupi, mencari penghasilan tambahan adalah langkah yang bijak. Gen Z dapat memanfaatkan kebebasan dan keingintahuan yang dimiliki untuk mencapai pekerjaan sampingan, terutama yang dapat dilakukan secara online.

Salah satu opsi yang populer adalah menjadi freelancer. Dengan kemajuan teknologi, banyak pekerjaan freelance yang dapat diakses secara online, mulai dari penulisan, desain grafis, hingga pemasaran digital. Kamu dapat memanfaatkan keahlian atau minat tertentu untuk menghasilkan penghasilan tambahan yang dapat dialokasikan untuk pembelian rumah.

4. Mulai Berinvestasi

Selain menabung, berinvestasi juga menjadi langkah penting dalam mencapai impian memiliki rumah di usia 25 tahun. Menyimpan uang di tabungan tanpa melibatkan investasi dapat membuat pertumbuhan dana menjadi lambat. Oleh karena itu, mulailah melihat berbagai opsi investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan.

Berencana untuk menanam modal di usaha yang dikelola oleh teman atau keluarga, bisa menjadi cara untuk mendukung bisnis lokal dan sekaligus mendapatkan pengembalian atas investasi. Selain itu, kamu juga dapat berinvestasi uang dalam bentuk instrumen investasi yang lebih aman, seperti emas, deposito, dan reksadana.

5. Menghemat Biaya Hidup

Langkah terakhir yang tak kalah penting adalah mengelola pengeluaran dengan bijak. Pengeluaran yang tidak terkontrol dapat menghambat kemampuan untuk menabung dan berinvestasi. Beberapa strategi hemat biaya yang dapat diterapkan antara lain:

  • Membawa Bekal dan Memasak Sendiri: Mengurangi frekuensi makan di luar dapat menghemat pengeluaran secara signifikan. Sobat Sikapi dapat membawa bekal ke tempat kerja dan memasak makanan di rumah untuk mengurangi biaya makan.
  • Pembelian Barang Bekas: memperingatkan untuk membeli barang bekas, terutama untuk kebutuhan yang tidak bersifat krusial. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran tanpa mengorbankan kualitas.
  • Transportasi umum: Evaluasi biaya transportasi dan sensitif untuk menggunakan alternatif yang lebih ekonomis, seperti transportasi atau berbagi kendaraan.

Menghitung Target Waktu dan Dana

Setelah mengikuti langkah kelima di atas, saatnya menetapkan target waktu untuk mengumpulkan uang muka. Misalkan, kita ingin membeli apartemen dengan harga Rp350 juta di daerah Bekasi atau Karawang. Biasanya uang muka rumah/apartemen KPR/KPA adalah 30% dari total harga apartemen, sehingga dibutuhkan sekitar Rp105 juta.

Mari kita perinci perhitungan tersebut:

  • Target Harga Apartemen: Rp350 juta
  • Persentase Uang Muka: 30%
  • Dana yang dibutuhkan: Rp105 juta

Jika kita membagi dana yang diperlukan (Rp 105 juta) dengan waktu yang diinginkan untuk mengumpulkannya, kita dapat menentukan berapa banyak dana yang perlu ditabung setiap hari, bulan, atau tahun. Misalnya, jika target waktunya adalah 10 tahun, kita dapat menghitung sebagai berikut:

Tabungan per Hari=Dana yang Diperlukan Jumlah Hari dalam Setahun×Jumlah Tahun

Dengan menggunakan rumusan di atas, kita dapat merencanakan rencana tabungan harian, bulanan, dan tahunan yang dapat membawa kamu menuju impian memiliki rumah di usia 25 tahun.