in

Fobia dan Takut, Apakah Sama atau Berbeda?

Ilustrasi (Freepik)

Terkadang, mengalami perasaan takut terhadap situasi yang dianggap sebagai ancaman dapat menjadi berlebihan. Ketika hal ini terjadi, itu menunjukkan bahwa rasa takut telah berubah menjadi fobia. Fobia merupakan ketakutan yang berlebihan terhadap sesuatu yang sebenarnya tidak berbahaya. Oleh karena itu, perlu dicatat bahwa fobia dan rasa takut bukanlah hal yang sama. Untuk memahami lebih lanjut, mari kita bahas perbedaan antara fobia dan rasa takut di bawah ini.

1. Tingkat Kontrol

Menurut American Psychology Association, awal mula munculnya fobia berasal dari pengalaman masa kecil. Peristiwa tidak menyenangkan pada fase tersebut dapat memicu pengembangan mekanisme pertahanan diri yang sangat kuat, yang kemudian berkembang menjadi gangguan fobia. Ketika seseorang mengalami fobia, perasaan takutnya sulit untuk dikendalikan dengan menenangkan diri atau berpikir secara rasional. Bahkan, ketakutan yang berlebihan bisa muncul hanya dengan membicarakan hal yang menakutkan.

Sedangkan, ketika seseorang merasa takut, mereka masih bisa mengendalikan perasaan terancam dengan menenangkan diri dan berpikir secara jernih. Oleh karena itu, perbedaan antara fobia dan rasa takut dapat dikenali melalui tingkat kontrol seseorang dalam menghadapi situasi yang dianggap berbahaya. Fobia cenderung membuat seseorang kesulitan untuk mengontrol diri.

2. Intensitas Respons

Ilustrasi (Freepik)

Fobia dapat mengakibatkan reaksi berlebihan terhadap situasi yang dianggap sebagai ancaman, bahkan jika ancaman tersebut sebenarnya tidak berbahaya.

Reaksi ini bahkan bisa menjadi tidak rasional. Ketika dihadapkan dengan atau membicarakan hal yang memicu ketakutan, individu yang menderita fobia bahkan dapat merespons dengan menangis atau berteriak.

Sementara, saat merasakan ketakutan, respons terhadap situasi yang mengancam tidaklah berlebihan, dan individu masih dapat mengendalikan emosi yang dirasakan.

3. Tanda dan Gejala yang Dirasakan

Perbedaan antara fobia dan ketakutan dapat diketahui dari gejala dan tanda yang muncul. Ketakutan dapat menyebabkan gejala dan tanda yang umum, seperti jantung berdebar, berkeringat, atau gemetar. Gejala dan tanda ini merupakan respons normal.

Namun, ketika seseorang mengalami fobia, gejala dan tanda yang muncul bisa jauh lebih intens, seperti takikardi (jantung berdetak melebihi 100 kali per menit), kesulitan bernapas, mual, muntah, sakit kepala, diare, keringat berlebihan, dan bahkan serangan panik.

4. Mengganggu Kehidupan

Semua orang pasti memiliki rasa takut terhadap sesuatu, seperti ketakutan terhadap kemungkinan kecelakaan pesawat. Meskipun kemungkinan kecelakaan pesawat memang ada, hal ini tidak membuat orang yang merasa takut tersebut menghindari naik pesawat terbang.

Namun, jika seseorang mengalami fobia terhadap pesawat terbang, mereka cenderung menghindari naik pesawat karena takut akan kemungkinan jatuh atau bahkan meledaknya alat transportasi udara tersebut.

Ketakutan yang berlebihan ini dapat menghambat kegiatan perjalanan seseorang. Oleh karena itu, fobia dapat mengganggu kehidupan sehari-hari seseorang.

5. Ingatan Terhadap Situasi yang Ditakutkan

Ilustrasi (Freepik)

Saat mengingat pengalaman yang menakutkan, mungkin tidak akan muncul perasaan cemas. Sebagai contoh, saat menceritakan pengalaman terjatuh dari motor, kamu bisa menceritakan kembali peristiwa tersebut tanpa merasa cemas.

Nah, ketika mengalami fobia, kamu bisa merasakan tekanan psikis dan kecemasan saat mengingat pengalaman buruk tersebut. Fobia membuat kamu menghindari dan memblokir memori mengenai kejadian tidak menyenangkan di masa lalu. Pasalnya, ketika diingat, memori buruk bisa menyebabkan kamu mengalami kecemasan.

6. Tingkat Kecemasan

Perbedaan antara fobia dan takut juga dapat dilihat dari tingkat kecemasan yang muncul. Rasa takut biasanya ditandai dengan tingkat kecemasan ringan hingga sedang, kadang-kadang bisa cukup tinggi, terhadap hal yang logis untuk ditakuti.

Di sisi lain, fobia bisa menyebabkan tingkat kecemasan yang sangat tinggi terhadap hal yang sering kali tidak logis untuk ditakuti. Fobia juga dapat menyertai serangan panik. Sebagai contoh, fobia bisa berupa rasa cemas saat melihat angka, ruangan yang sempit, atau hewan lucu seperti kucing.

Itulah beberapa perbedaan antara fobia dan takut. Kalau kamu merasa takut terhadap sesuatu, pastikan rasa takut itu dalam batas normal dan tidak berubah menjadi fobia. Jika kamu merasa memiliki gejala fobia, segera konsultasikan dengan seorang psikolog agar dapat menerima penanganan yang sesuai.