in

Mengenal Astrafobia, Fobia terhadap Kilatan Petir

Ilustrasi (Unsplash)

Seseorang yang menderita astrafobia dapat merasa cemas secara berlebihan saat terjadi kilatan cahaya petir dan suara guntur, bahkan hingga membuat mereka merasa tidak mampu berbuat apa-apa. Meskipun umumnya dialami oleh anak-anak, tidak jarang juga orang dewasa yang mengalami astrafobia tanpa mengalami kondisi tersebut pada masa kecil. Apa sebenarnya penyebab dan cara mengatasi astrafobia? Berikut adalah pembahasannya.

Penyebab Astrafobia

Ilustrasi (Adobe Stock)

Penyebab astrafobia belum diketahui dengan pasti. Namun, kondisi ini sering kali disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

  • Pengalaman traumatis terkait hujan badai, seperti menyaksikan orang terkena petir
  • Terpengaruh oleh perilaku orang terdekat yang takut dengan guntur dan petir
  • Mengalami stres stres kronis yang dapat mengurangi kemampuan untuk menghadapi situasi sulit dan memicu rasa takut yang berlebihan
  • Mengidap gangguan kecemasan umum atau depresi

Gejala Astrafobia

Ilustrasi (Unsplash)

Gejala astrafobia sering kali timbul saat hujan deras disertai petir, tetapi dapat juga muncul saat mendengar gemuruh atau gerimis, atau saat membaca prakiraan cuaca buruk. Gejala ini dapat terjadi bahkan ketika individu berada di tempat yang aman, seperti di dalam rumah.

Biasanya, gejala terjadinya astrafobia meliputi rasa cemas atau panik yang berlebihan, yang mungkin dirasakan orang secara umum ketika badai hujan akan datang. Penderita astrafobia merasa panik sebelum dan selama petir terjadi yang sering kali disertai dengan gejala berikut:

  • Pusing
  • Mati rasa
  • Menangis
  • Sulit bernapas
  • Jantung berdebar-debar
  • Seluruh badan gemetar
  • Nyeri dada
  • Keringat  berlebih di telapak tangan
  • Berpegangan pada orang lain demi mendapat perlindungan

Seseorang yang menderita astrafobia akan segera mencari tempat perlindungan saat terjebak dalam hujan deras, meskipun kemungkinan mereka terkena petir sangat kecil. Mereka mungkin akan mencari perlindungan di bawah selimut, di kamar mandi, atau di lemari untuk menghindari suara guntur. Selain itu, mereka cenderung menghabiskan berjam-jam mencari informasi prakiraan cuaca selama musim hujan.

Faktor Risiko Terjadi Astrafobia

Ilustrasi (Istock Photo)

Setiap orang memiliki risiko yang sama untuk mengalami astrafobia. Namun, individu dengan indera pendengaran yang lebih sensitif cenderung lebih takut terhadap suara petir. Orang-orang dengan sensitivitas pendengaran yang tinggi, seperti anak-anak dengan autisme, memiliki sensori yang lebih peka.

Selain itu, orang yang memiliki riwayat kecemasan, depresi, atau riwayat fobia dalam keluarga juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami fobia petir. Pengalaman trauma terkait cuaca juga dapat meningkatkan risiko tersebut, misalnya, jika seseorang pernah mengalami situasi badai dan petir atau cuaca buruk lainnya.

Diagnosis Astrafobia

Dalam melakukan diagnosis astrafobia, dokter akan mengajukan sejumlah pertanyaan untuk memahami kondisi pasien. Terkadang, gangguan kecemasan dapat disebabkan oleh masalah mental lainnya. Berikut adalah beberapa informasi yang perlu diketahui dokter selama proses diagnosis:

  • Rasa cemas yang berlangsung selama enam bulan atau lebih.
  • Menghindari kilat dan petir, termasuk saat melihat gambar atau film.
  • Mengalami ketakutan atau kepanikan yang berlebihan ketika terpapar kilat atau petir.
  • Kepanikan yang terus muncul terhadap kilat atau petir meskipun mengetahui bahwa berada di tempat yang aman.

Berdasarkan informasi ini, dokter akan menentukan apakah pasien memiliki fobia petir atau tidak. Proses diagnosis ini penting untuk menentukan jenis penanganan yang sesuai.

Cara Menangani Astrafobia

Ilustrasi (Istock Photo)

Ada berbagai metode yang dapat digunakan untuk mengatasi kecemasan yang berlebihan terhadap petir. Dokter dapat memberikan obat, terapi, atau kombinasi dari keduanya untuk mengurangi fobia tersebut. Berikut adalah langkah-langkah yang umum dilakukan dalam mengatasi ketakutan akan kilat dan petir.

  • Jika ketakutan tersebut telah sangat mengganggu atau sulit dikendalikan, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan profesional untuk mendapatkan penanganan psikologis yang sesuai.
  • Terapi psikologi yang umumnya direkomendasikan untuk mengatasi astrafobia termasuk terapi kognitif perilaku (CBT), terapi paparan, dan menggunakan berbagai teknik untuk stabilisasi emosi.
  • Diberikan obat-obatan untuk mengatasi gejala fobia seperti diberikan obat untuk mengatasi gangguan kecemasan (benzodiazepine), obat untuk mengurangi kecemasan (penghambat beta), dan diberikan obat antidepresen jika disertai depresi.

Dengan memahami informasi ini, diharapkan bagi mereka yang mengalami astrafobia untuk segera berkonsultasi dengan dokter apabila mengalami gejala yang berlebihan sehingga menyebabkan terjadinya gangguan dalam beraktivitas sehari-hari. Dengan begitu, mereka tidak perlu khawatir saat berada di luar rumah selama cuaca hujan yang disertai petir.