in

Mengenal Philippe Troussier, Sukses di Benua Afrika dan Asia Kini Tangani Timnas Vietnam

Philippe Troussier
Philippe Troussier sukses bersama Timnas Jepang. (Foto: AFC)

Pria asal Prancis kelahiran Paris, 21 Maret 1955 bernama Philippe Omar Troussier atau Philippe Troussier telah lama malang-melintang di dunia sepak bola baik sebagai seorang pemain maupun pelatih. Sebelum menangani Tim Nasional (Timnas) Vietnam, Troussier menjadi pelatih gemilang di daratan Afrika dengan menemukan pemain berbakat dan dipolesnya menjadi seorang superstar.

Sebagai seorang pesepak bola, tak banyak yang bisa diketahui dari pria ini. Namun, Troussier diketahui bermain sepak bola sebagai pemain profesional di Liga Prancis sejak tahun 1974. Klub pertama yang dibelanya adalah AS Choisy le Roi. Saat itu, dia baru berusia 19 tahun. Kemudian, karier sepak bolanya berlanjut dengan berlabuh di RC Joinville, Angouleme, Redstar 93, dan Rouen berturut-turut sejak tahun 1975 hingga 1983.

Klub profesional terakhir yang dibelanya sebagaimana dilansir transfermarkt.co.id adalah Stade de Reims tahun 1983 lantas pensiun. Selepas pensiun tahun 1983, Troussier tidak lepas dari dunia lapangan hijau dengan menjadi seorang pelatih sepak bola.

Sebagai seorang pelatih, klub pertama yang ditangai Troussier adalah INF Vichy di Prancis melalui musim liga 1983/84. Prestasi selama melatih satu musim di sana tidak dibilang jelek karena mampu menempati peringkat kedua klasemen di akhir musim.

Petualangan kepelatihan Troussier berlanjut di musim selanjutnya dengan melatih klub amatir CS Alençon. Kemudian, dia menjadi arsitek di mantan klubnya. Red Star 93, pada musim 1987/88 hingga akhir musim 1988/89.

Karier kepelatihan Troussier berlanjut melintasi benua Eropa, tepatnya di Afrika. Dia menangani klub papan atas di Liga Pantai Gading ASEC Mimosas. Di bawah tangan dinginnya, tim berhasil mencatatkan rekor tidak pernah mengalami kekalahan dalam pertandingan liga. Kemudian, Troussier dipercaya menjadi juru taktik sejumlah negara-negara di Afrika, seperti Maroko, Nigeria, dan Burkina Faso.

Troussier juga pernah menjadi juru taktik Timnas Afrika Selatan yang tampil di Piala Dunia 1998 yang sebelumnya terlebih dahulu menjadi pelatih Kaizer Chiefs. Sayangnya, bersama Timnas Afrika Selatan, Troussier tidak mampu mempersembahkan prestasi gemilang di ajang kompetisi empat tahunan tersebut. Selepas mengikuti Piala Dunia 1998, dia mengundurkan diri sebagai pelatih Afrika Selatan. Namun, di negara Afrika tersebut, Troussier dianggap sukses dan mendapatkan julukan “White Witch Doctor”.

Philippe Troussier
Philippe Troussier. (Foto: vnncdn.net)

Karier kepelatihan Troussier berlanjut ke Benua Asia. Negara pertama yang memakai jasa kepelatihannya adalah Jepang yang sedang mempersiapkan lolos ke Piala Dunia 2002. Di bawah asuhannya, Timnas Jepang sukses melaju hingga babak 16 besar Piala Dunia 2002. Troussier kemudian melanjutkan petualangan kepelatihannya dengan menangani Timnas Qatar di tahun 2003. Di sini, Troussier gagal membawa Qatar lolos Piala Dunia 2006 sehingga harus rela dipecat.

Setahun kemudian, Troussier terbang kembali ke Prancis untuk menangani klub Olympique de Marseille. Tak lama di sana, dia kemudian menerima tawaran melatih Timnas Maroko pada tahun 2006. Sayangnya, hanya dua bulan menangan tim, dia dipecat karena ada perbedaan pendapat.

Perjalanan kepelatihannya membawa Troussier kembali ke Jepang untuk menangani tim divisi tiga pada tahun 2008. Kemudian dia memutuskan beristirahat sejenak dari dunia sepak bola dan memeluk agama Islam pada tahun 2010. Troussier kembali ke dunia kepelatihan pada tahun 2013 dengan menangani klub di Liga Tiongkok.

Philippe Troussier
Philippe Troussier kini menangani Timnas Vietnam. (Foto: AFC)

Karier kepelatihan bisa saja berlanjut di Malaysia, namun urung terjadi karena ada perselsihan dengan Asosiasi Sepak Bola Malaysia. Kemudian pada tahun 2018, Troussier menjadi penasihat teknis di Akademi Sepak Bola Vietnam (PVF) dan dipercaya menjadi pelatih kepala Timnas Vietnam sejak 2023 hingga saat ini.