in

5 Museum di Yogyakarta, Liburan Sambil Belajar Sejarah

Monumen Yogya Kembali (instagram/@meltoy.photo)

Yogyakarta tidak hanya terkenal akan keindahan alam yang memukau dan kuliner yang beragam, tetapi juga mempunyai sejarah yang kaya. Sejarah yang kaya tersebut terbukti dengan banyaknya museum yang ada di Yogyakarta. Berikut adalah 5 museum yang patut kamu kunjungi:

Museum Sandi

Museum Sandi. Foto: instagram/@klinikkopi

Museum Sandi adalah museum kriptologi yang merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) di Yogyakarta. Museum ini merupakan satu-satunya museum kriptografi di Indonesia dan berlokasi di bangunan cagar budaya yang sebelumnya digunakan sebagai kantor Kementerian Luar Negeri RI.

Museum ini mempunyai fungsi seperti pengkajian koleksi museum, pelaksanaan pendaftaran, inventarisasi, dan dokumentasi koleksi museum, serta pelaksanaan pelindungan dan perawatan koleksi museum. Pengunjung dapat mempelajari cara membuat sandi secara sederhana serta belajar tentang sejarah pendirian institusi pengamanan berita rahasia pada awal kemerdekaan Indonesia.

Taman Tino Sidin

Taman Tino Sidin adalah sebuah taman museum yang dibangun untuk menyimpan dan menyajikan koleksi seni lukis, sketsa, memorabilia, buku, dan arsip-arsip dari Pak Tino Sidin. Pak Tino Sidin, yang lahir pada 25 November 1925 di Sumatera Utara, adalah seorang pendokumenteran yang berpengalaman dalam melukis dan menjadi guru menggambar bagi anak-anak.

Museum ini dibangun tanpa merubah desain asli dari rumah tinggal Pak Tino Sidin, hanya menambah beberapa ruangan yang dijadikan sebagai sanggar dan perpustakaan.

Taman Tino Sidin menyajikan seluruh aspek kehidupan Pak Tino, termasuk sketsa hitam putih, sketsa cat, lukisan, koleksi buku menggambar, komik, foto-foto, kliping media massa, surat pribadi, sertifikat, dan penghargaan yang diterima Pak Tino. Museum ini juga berfungsi sebagai ruang publik untuk belajar dan mengembangkan kreativitas khususnya di dunia seni rupa.

Monumen Yogya Kembali

Monumen Yogya Kembali atau yang lebih dikenal dengan Monjali adalah sebuah museum yang terletak di Jongkang, Sariharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Museum ini mulai dibangun pada tanggal 29 Juni 1985 dan diselesaikan pada 6 Juli 1989.

Museum ini didirikan dengan tujuan untuk memperingati peristiwa sejarah ditariknya tentara kolonial Belanda dari Ibu Kota yang sekaligus juga menjadi penanda berfungsinya kembali Kota Yogyakarta sebagai Ibu Kota Republik Indonesia.

Bangunan Monjali berbentuk kerucut yang terdiri dari 3 lantai, yang sangat ikonik dan telah menjadi ciri khas dari Museum Monjali. Selain itu, keunikan lain dari Museum Monjali adalah bangunan induk museum yang dikelilingi oleh kolam ikan.

Museum Wayang Kekayon

Museum Wayang Kekayon adalah sebuah museum wayang yang berlokasi di Jalan Jogja-Wonosari Km 7 No. 277, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Museum ini dibangun pada tahun 1990 oleh dokter Prof. Dr. KPH Soejono Prawirohadikusumo dan diresmikan oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada 5 Januari 1991.

Museum ini memiliki tujuan utama untuk preservasi kebudayaan nasional, khususnya kebudayaan wayang dan perkembangan seni budaya, serta menjadi sarana pendidikan, penelitian, dan rekreasi. Koleksi Museum Wayang Kekayon terdiri dari berbagai jenis wayang dari seluruh kawasan Nusantara dan mancanegara.

Museum Dewantara Kirti Griya

Museum Dewantara Kirti Griya. Foto: instagram/@swaratamansiswa

Museum Dewantara Kirti Griya adalah museum yang berisi koleksi benda bukti material sejarah hasil budaya Ki Hadjar Dewantara. Museum ini merupakan rumah bekas tempat tinggal Ki Hadjar Dewantara sekeluarga dan berada di Jl. Taman Siswa nomor 25 Kota Yogyakarta.

Koleksi museum terdiri dari berbagai jenis benda bukti material sejarah, termasuk ruangan seperti ruang keluarga, ruang tamu utama, dan ruang lainnya yang menampilkan berbagai benda peninggalan Ki Hadjar Dewantara. Di museum ini juga terdapat perpustakaan yang berisi buku-buku tentang Ketamansiswaan yang berisi konsep-konsep pemikiran karya Ki Hadjar Dewantara. Jumlah koleksi museum sebanyak 1.205 buah, dan jumlah koleksi perpustakaan museum sebanyak 2.100 buku. Jumlah keseluruhan koleksi 3.305 buah.